Hadits 1
a.
Memanah
عَنْ عُقْبَةَ
بْنَ عَامِرٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ يَقُولُ وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ
قُوَّةٍ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلاَ إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ أَلاَ
إِنَّ الْقُوَّةَ الرَّمْيُ.) رواه مسلم(
Uqbah ibn Amir berkata:
Saya mendengar Rasulullah SAW. bersabda ketika beliau sedang berada di atas
minabar: Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan
apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu
adalah memanah! Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah
memanah! Ketahuilah bahwa sesungguhnya kekuatan itu adalah
memanah!(HR.Muslim)[1]
Ø Takhrij
al-Hadits:
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim
Ø Butir-butir
kandungan hadits:
1.
Rasulullah menyeru pada umatnya untuk
mempersiapkan kekuatan yang mereka miliki dalam menghadapi orang-orang kafir.
2.
Rasulullah SAW. mempunyai perhatian yang serius
terhadap olahraga memanah
Hadits
2
b.
berkuda
عَنْ عُقْبَةَ
بْنِ عَامِرٍ الْجُهَنِيِّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ ... ارْمُوا وَارْكَبُوا وَأَنْ تَرْمُوا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ
تَرْكَبُوا وَإِنَّ كُلَّ شَيْءٍ يَلْهُو بِهِ الرَّجُلُ بَاطِلٌ إِلَّا رَمْيَةَ
الرَّجُلِ بِقَوْسِهِ وَتَأْدِيبَهُ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتَهُ امْرَأَتَهُ... . رواه ابن ماجه[2]
Memanahlah dan kenderailah olehmu (kuda).
Namun, memanah lebih saya sukaidaripada berkuda. Sesungguhnya setiap hal yang
menjadi permainan seseorang adalah batil kecuali yang memanah dengan busurnya,
mendidik/melatih kudanya dan bersenang-senang dengan istrinya.
Ø Takhrij
al-Hadits:
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari ‘Uqbah bin ‘Amir al-Juhani
Ø Butir-butir
kandungan hadits:
1. Berkuda termasuk
salah satu olahraga yang disukai oleh Rasulullah SAW
2. Kemampuan berkuda dapat
dimanfaatkan untuk melaksanakan tugas-tugas kehidupan
Hadits 3
c.
Menjaga pola makan
عن ابن عمر قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المْؤُمِنُ يَأْكُلُ فِى مِعًى وَاحِدٍ.
وَالْكَافِرُ يَأْكُلُ فِى سَبْعَةِ أَمْعَاء. رواه البخارُ
Artinya: Ibnu ‘Umar meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW. bersabda: Orang yang beriman itu makan dengan satu usus
(perut), sedang orang kafir makan dengan tujuh usus. (HR. Bukhori) [3]
Ø Takhrij
al-Hadits:
Hadits ini diriwayatkan oleh imam Bukhori
Ø Butir-butir kandungan
hadits:
1.
Pola makan menunjukkan perbedaan sikap dan
perilaku dalam menghadapi nikmat Allah
2.
Orang yang beriman tidak boleh makan secara
berlebihan
3.
Makan harus didasarkan pada kebutuhan tubuh bukan pada selera nafsu belaka.
Hadits 4
d.
Menjaga Kesersihan
عن أبي مالك الأشعري قال : قال
رسول الله صلى الله عليه و سلم الطُّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَانِ
...
Artinya: Abi
Malik bercerita bahwa Rasulullah SAW. bersabda, kebersihan itu sebagian dari
iman …(HR Muslim dari Abi malik al-Asy’ariy)
Ø Takhrij al-Hadits:
Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim
(261 H) dari Abi malik al-Asy’ariy dalam kitab sahihnya pada pembahasan "At-Thaharah"
bab fadhlul wudhu’ (no.223) 1/203 .
Ø Butir-butir
kandungan hadits:
1.
Rasulullah SAW. senang kepada keteraturan, kebersihan, pemandangan yang
indah dan yang baik-baik.
2.
Islam sangat memperhatikan masalah
kebersihan yang merupakan ciri dan tanda keimanan seseorang
III.
HURAIAN-HURAIAN
ANALISIS TENTANG HADITS
Hadits 1
Memanah
itu identik dengan Sasaran, Keteguhan tangan, Kekuatan menarik gendewanya dan Perkiraan
angin. Memanah juga memerlukan konsentrasi dan latihan yang
berkesinambungan.
Inti
dari hadits diatas adalah kita
belajar fokus atau konsentrasi, artinya kita memfokuskan tenaga suatu titik. Untuk bisa konsentrasi kita harus bisa Ikhlas dan menyukai
latihan, sehingga kita bisa mensinergikan antara pikiran dan perasaan,
Dalam latihan konsentrasi inipun bisa diaplikasikan pada hal yg lain, intinya
pesan yg disampaikan oleh Rasullah adalah bahwa setiap anak muslim harus
belajar atau melatih konsentrasi agar kita bisa fokus pada sesuatu hal. Pikiran fokus pada target, akan tercapai bila kita bisa
mensinergikan antara kekuatan dan Tubuh dengan Pikiran dan perasaan.
Memanah pada dasarnya
adalah menggunakan senjata. Senjata dapat berkembang sesuai dengan perubahan
zaman. Karena pada saat ini senjata sudah beraneka ragam, maka anjuran memanah
itu dapat pula berarti anjuran menggunakan senjata yang modern.
Hadits 2
Dari hadis di atas dipahami bahwa berkuda dan
memanah termasuk olahraga yang disukai oleh Rasulullah SAW. Kemampuan berkuda dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan tugas-tugas
kehidupan termasuk berdagang dan berperang.
Secara
fisik kuda tentu lebih kuat dari penunggannya, namun sang penunggang tetap
harus menguasai kuda tersebut agar dia bisa sampai ke tujuannya. Demikian
pula dalam kehidupan manusia. Kita sering kali harus memimpin orang-orang
yang lebih pintar, lebih kuat dan lebih banyak memiliki kelebihan dibanding kita.
Berkuda dalam hal ini adalah simbol dari hidup dan Pengendalian Diri, Rasa
Percaya Diri serta Keberanian.
Dalam konteks zaman
sekarang, anjuran mengenderai kuda dapat pula diterjemahkan sebagai anjuran
menguasai penggunaan teknologi transportasi. Hal ini sangat dibutuhkan oleh
umat Islam.
Hadits 3
Pola makan seseorang akan
berpengaruh kepada kesehatan jasmaninya. Oleh sebab itu, selain bahan makanan
yang memenuhi persyaratan, polanya harus baik, yaitu tidak berlebihan. Hal ini
sesuai dengan firman Allah Surat al-A'raf/7: 31.
Menurut M. Syuhudi Ismail,
secara tekstual hadis tersebut menjelaskan bahwa usus orang yang beriman berbeda
dari usus orang kafir. Padahal dalam kenyataan yang lazim, perbedaan anatomi
tubuh manusia tidak disebabkan oleh perbedaan iman. Dengan demikian, pernyataan
hadis diatas merupakan ungkapan simbolik. Itu berarti harus dipahami secara
kontekstual. Perbedaan usus dalam matan
hadis tersebut menunjukkan perbedaan sikap atau pandangan dalam menghadapi
nikmat Allah, termasuk tatkala makan. Orang yang beriman memandang makan bukan
sebagai tujuan hidup, sedangkan orang kafir menempatkan makan sebagai bagian
dari tujuan hidupnya. Karenanya, orang yang beriman mestinya tidak banyak
menuntut dalam kelezatan makan. Itu berarti juga bahwa orang yang beriman itu
harus membatasi makanannya. Makan harus didasarkan pada kebutuhan tubuh bukan
pada selera nafsu belaka.
Hadits 4
Kebersihan sangat
berpengaruh kepada kesehatan dan keadaan jasmani seseorang. Oleh sebab
itu, Rasulullah SAW sangat memperhatikan masalah kebersihan. Hal ini dapat
dilihat dari Rasulullah senang kepada
keteraturan, kebersihan, pemandangan yang indah dan yang baik-baik. Beliau
benci kepada ketidak-teraturan, kekotoran, pemandangan yang jelek dan bau
busuk. Wuduk sebelum salat itu adalah kebersihan dan ibadah. Mandi adalah
kebersihan. Islam mengajak kepada kebersihan tubuh, hati, pakaian, rumah dan
jalan.
Menjaga kebersihan mulut
dan gigi sangat besar manfaatnya bagi kesehatan. Membiarkannya dalam keadaan
kotor dapat mengundang berbagai penyakit, bahkan bila berlangsung lama, kotoran
mulut dan gigi dapat membawa malapetaka bagi kesehatan seseorang. Perhatian dan
kesungguhan Nabi menjaga kebersihan tersebut perlu dicontoh walaupun teknik dan
alat yang dipergunakan dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman.
IV.
KHULASHAH DAN
IHTITAM
Pendidkan Jasmani adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam
kualitas individu baik dalam hal fisik, mental serta emosional. Oleh karena itu
Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya agar senantiasa menjaga kesehatan
jasmaninya melalui hadits-hadits, diantaranya yaitu hadits tentang memanah,
berkuda, menjaga pola makan serta menjaga kebersihan.
Jadi, pendidikan jasmani sangat penting bagi manusia, baik
dari sudut pandang Allah yaitu dalam hal manusia mengerjakan perintahNya dan
juga meninggalkan laranganNya. Agar ibadah manusia menjadi sempurna. Dan juga
dari sudut pandang manusia dalam hal bekerjasama. Agar hasil kerjasamanya menjadi
lebih efektif dan juga efesien. Karena ada sebuah istilah yang menjelaskan
bahwa didalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2007), hlm.461
www.pojokpenjas,blogspot.com
Abdurrahman bin
Ibrahim, العربية بين يد يك,(1996) hlm.29
Al-Hafizh Abi Abdillah Muhammad ibn Yazid Al-Qazwiniy
(Al-Qazwiniy), Sunan Ibn Mājah, Juz II, (t.t.: Dar al-Ihya al-Kutub
al-‘Arabiyah, t.th), h. 940
http://bukhariumar59.blogspot.com/2010/11/normal-0-false-false-false_5392.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar