BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang masalah
Pembangunan
Nasional di bidang pengembangan sumberdaya manusia Indonesia yang berkualitas
melalui pendidikan merupakan upaya yang sungguh-sungguh dan terus-menerus
dilakukan untuk mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya. Sumberdaya yang
berkualitas akan menentukan mutu kehidupan pribadi, masyarakat, dan bangsa
dalam rangka mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan
tantangan-tantangan yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.
Untuk mewujudkan
maksud di atas bukan hal yang mudah dan sederhana. Membutuhkan waktu yang lama
dan memerlukan dukungan seluruh komponen bangsa dan usaha yang direncanakan
secara matang, berkelanjutan, serta berlangsung seumur hidup.
Upaya untuk
meningkatan kualitas pendidikan di Indonesia tidak pernah berhenti. Berbagai
terobosan baru terus dilakukan oleh pemerintah melalui Depdiknas. Upaya itu
antara lain dalam pengelolaan sekolah, peningkatan sumber daya tenaga
pendidikan, pengembangan/penulisan materi ajar, serta pengembangan paradigma
baru dengan metodologi pengajaran. Kualitas belajar juga dipengaruhi oleh minat
belajar anak Bangsa.
B.
Rumusan masalah
1.
Bagaimanakah untuk membangkitkan minat belajar
siswa di sekolah?
2.
Apakah minat belajar dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa ?
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. (Hamalik Pemar : 2001)
Menurut pengertian ini belajar merupakan suatu proses yakni suatu kegiatan dan
bukan suatu hasil atau tujuan.
Yang menjadi hasil dari belajar bukan penguasan
hasil latihan melainkan perubahan tingkah laku. Karena belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku, maka diperlukan pembelajaran yang bermutu yang langsung
menyenangkan dan mencerdaskan siswa.
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan
jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan itu amat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik
ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga.[1]
Belajar atau learning, adalah perubahan yang secara relative berlangsung lama
pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman pengalaman. Belajar merupakan
salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Belajar membantu manusia menyesuaikan diri (adaptasi) dengan lingkungan.[2]
Menurut
James O.Wittaker, “learning may be defined as the process by which behavior
organites or is altered through training or experience”. Belajar dapat
didefini-sikan sebagai proses dimana tingkahlaku ditimbulkan atau diubah melalui
latihan atau pengalaman.[3]
B.
Pedoman Cara
Belajar
Untuk memperoleh prestasi/hasil belajar yang
baik harus dilakukan dengan baik dan pedoman cara yang tepat. Setiap orang
mempunyai cara atau pedoman sendiri-sendiri dalam belajar. Pedoman/cara yang
satu cocok digunakan oleh seorang siswa, tetapi mungkin kurang sesuai untuk
anak/siswa yang lain. Hal ini disebabkan karena mempunyai perbedaan individu
dalam hal kemampuan, kecepatan dan kepekaan dalam menerima materi pelajaran.
C.
Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor tersebut, dapat dibedakan menjadi
dua golongan yaitu:
a)
Faktor individu
Faktor individu
yaitu faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri. Yang termasuk ke dalam
faktor individu antara lain faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan,
latihan, motivasi, dan faktor pribadi.
b)
Faktor sosial
Faktor social yaitu faktor yang ada pada luar
individu. Sedangkan faktor social tersebut antara lain faktor keluarga, keadaan rumah
tangga, guru, dan cara dalam mengajarnya, lingkungan dan kesempatan yang ada
atau tersedia dan motivasi sosial.
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi kegiatan
belajar di atas menunjukkan bahwa belajar itu merupaka proses yang cukup
kompleks. Artinya pelaksanaan dan hasilnya sangat ditentukan oleh faktor-faktor
di atas. Bagi siswa yang berada dalam faktor yang mendukung kegiatan belajar
akan dapat dilalui dengan lancar dan pada gilirannya akan memperoleh prestasi
atau hasil belajar yang baik.
Sebaliknya bagi siswa yang berada dalam kondisi
belajar yang tidak menguntungkan, dalam arti tidak ditunjang atau didukung oleh
faktor-faktor diatas, maka kegiatan atau proses belajarnya akan terhambat atau
menemui kesulitan.
D.
Minat Belajar
1.
Pengertian
Minat Belajar
Minat berperan sangat penting dalam kehidupan
peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku.
Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras
dibandingkan siswa yang kurang berminat.
Menurut Hilgard (1977 :19) memberi rumusan
pengertian tentang minat sebagai berikut: “Interest is persisting tendency to
pay attention to and enjoy some activity or content” yang berarti minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai
dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.
Menurut Slameto (2003 : 57) minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa
senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu
rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh.
Minat adalah kecenderungan dalam diri individu
untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek (Sumadi
Suryabrata, 1988 :109).
Dari beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih
memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus, yang diikuti rasa senang
untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian
agar apa yang dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu
yang sebelumnya tidak dapat dilakukan. Terjadilah suatu perubahan kelakuan.
Perubahan kelakuan ini meliputi seluruh pribadi siswa; baik kognitip,
psikomotor maupun afektif. Untuk meningkatkan minat, maka proses pembelajaran
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami apa yang ada
di lingkungan secara berkelompok.
2.
Ciri-ciri Siswa
Berminat dalam Belajar
Menurut Slameto (2003 :58) siswa yang berminat
dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a)
Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk untuk
memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus menerus.
b)
Ada rasa suka dan senang pada sesuatu yang
diminati.
c)
Memperoleh suatu kebanggaan dan kepuasan pada
sesuatu yang diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas
yang diminati.
d)
Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya
daripada yang lainnya.
e)
Dimanifestasikan melalui partisipasi pada
aktivitas dan kegiatan.
E.
Pengertian
Prestasi Belajar
Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi
belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi
adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil
yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas
tertentu.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, hasil belajar
atau prestasi belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
atau diciptakansecara individu atau kelompok. Dari ungkapan tersebut dapat
ditarik kesimpulan bahwa tidak akan ada hasil apabila tidak ada kegiatan.
Jadi prestasi adalah hasil yang telah dicapai,
oleh karena itu semua individu dengan adanya belajar hasilnya dapat dicapai.
Setiap individu belajar menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh
karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya
prestasinya berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang
mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dimampui
individu dalam mengerjakan sesuatu. Setiap individu yang belajar tentu dengan
usaha atau kerja keras, agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Keberhasilan
seorang mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berikut ini akan dipaparkan
tentang pengertian alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu
pembelajaran, indikator hasil belajar, dan batas minimal hasil belajar.
1.
Alat Evaluasi Prestasi
Belajar
Langkah pertama
yang perlu ditempuh oleh guru atau calon pendidik dalam menilai prestasi
belajar adalah menyusun alat evaluasi. Alat evaluasi prestasi belajar ada dua
macam, yaitu bentuk objektif dan bentuk subjektif. Bentuk objektif dapat berupa
tes benar-salah, bentuk pilihan ganda,bentuk tes mencocokan, dan tes isian.
Sedangkan bentuk subjektif dapat berupa tes esai.
2.
Indikator
Prestasi Belajar
Indikator
prestasi belajar adalah sebuah acuan pencapaian keberhasilan suatu
pembelajaran. Indikator pencapaian haruslah mencakup aspek kognitif.
3.
Batas Minimum
Hasil Belajar
Setelah mengetahui indicator yang hendak
dicapai, maka guru perlu menentukan batas minimum keberhasilan dari indicator
tersebut. Batas minimum itu digunakan untuk mempertimbangkan batas terendah
hasil belajar siswa.[4]
BAB III
PEMBAHASAN
UPAYA MEMBANGKITKAN MINAT BELAJAR SISWA UNTUK
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DI SEKOLAH
Seperti yang sudah terurai dalam kajian teori dimana Minat sangat
besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar, karena apabila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat, siswa tidak akan belajar dengan baik
sebab tidak menarik baginya.
A.
Contoh bentuk
kasus pada siswa
Seorang siswa kelas VIII SMP bernama Farid
memperoleh prestasi belajar yang sangat menurun di akhir semester gasal tahun
ini. Padahal dahulu Farid merupakan siswa yang sangat berprestasi di kelasnya,
namun pada semester gasal kali ini nilai rapornya hampir dibawah rata-rata kelas.
Dia sering absen masuk kelas, sekalipun berangkat sekolah Farid sering tidak
mengikuti pelajaran. Sikapnyapun berubah menjadi acuh terhadap para guru yang
mengajarnya, dalam mengikuti pelajaran Farid pun sering diam tidak aktif
mengikuti proses pembelajaran. Dirumah, Farid sering menghabiskan waktunya
didepan TV, main PS. Kakaknya mulai kuliah di Yogyakarta awal tahun pelajaran
kemarin, ayahnya bekerja merantau ke Dubai sedang ibunya bekerja seharian di toko.
Semenjak rumah tidak memberikan suasana yang nyaman Farid menjadi tidak peduli
dengan tugasnya sebagai anak sekaligus siswa. Dia menjadi malas belajar,
apalagi guru yang mengajarnya tidak sama seperti dulu sewaktu Farid di kelas
VII, teman-teman Farid kebanyakan membuat kelompok sendiri, Farid merasa tidak
ada yang memperhatikan dan menganggap dia ada.
Dalam kasus diatas, dapat
dianalisis bahwa Farid prestasi belajarnya
menurun akibat dari kurangnya minat belajar dalam dirinya, hal ini terjadi
kemungkinan sebab :
1.
kurangnya perhatian dari orang tua.
2.
Suasana sosio-emosional dirumah kurang memungkinkan untuk
belajar dengan baik.
3.
Ketidak sesuaian antara keinginan anak dengan keinginan
orang tua.
4.
Hubungan dengan guru terganggu.
5.
Ketidak sesuaian antara guru dengan metode
pembelajaran yang tidak menarik di kelas.
6.
Tidak adanya komunikasi yang baik antara teman
sekelas yang lain
B.
Langkah-langkah
konseling
Dari berbagai sebab
diatas maka konselor harus mampu memahami bentuk penurunan prestasi pada diri
Farid dan mencari jalan keluar atas apa yang dialaminya. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Menentukan masalah
2. Pengumpulan data
3. Analisis data
4. Diagnosis
5. Prognosis
6. Terapi
7. Evaluasi / follow up[5]
Jadi yang dapat
dilakukan konselor dengan pendekatan yang tegas, memberi
pengertian bahwa dalam belajar diperlukan suatu pemusatan perhatian agar apa
yang dipelajari dapat dipahami. Sehingga siswa dapat melakukan sesuatu yang
sebelumnya tidak dapat dilakukan. Untuk meningkatkan minat, maka proses
pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami
apa yang ada di lingkungan secara berkelompok.
konselor dapat mengusahakan dalam hal ini
terhadap Farid, agar mempunyai minat yang lebih besar dengan cara menjelaskan
hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupannya serta berhubungan dengan
cita-cita yang berkaitan dengan materi yang dipelajari. Minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui
partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek
tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subyek
tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat
terhadap pelajaran mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi
minat-minat baru.
C.
Cara untuk
membangkitkan minat belajar siswa
Menurut ilmuwan pendidikan cara yang paling
efektif untuk membangkitkan minat belajar pada siswa adalah dengan menggunakan
minat-minat siswa yang telah ada dan membentuk minat-minat baru pada diri
siswa. Hal ini dapat dicapai dengan jalan memberikan informasi pada siswa
mengenai hubungan antara suatu bahan pengajaran yang akan diberikan dengan
bahan pengajaran yang lalu, menguraikan kegunaan bagi siswa dimasa yang akan
datang. Minat dapat dibangkitkan dengan cara menghubungkan materi pelajaran
dengan suatu berita sensasional yang sudah diketahui kebanyakan siswa.
Indikator-indikator minat belajar siswa terdiri
dari: adanya perhatian, adanya ketertarikan, dan rasa senang. Indikator adanya
perhatian dijabarkan menjadi tiga bagian yaitu: perhatian terhadap bahan
pelajaran, memahami materi pelajaran dan menyelesaikan soal-soal pelajaran.
Ketertarikan dibedakan menjadi ketertarikan terhadap bahan pelajaran dan untuk
menyelesaikan soal-soal pelajaran. Rasa senang meliputi rasa senang mengetahui
bahan belajar, memehami bahan belajar, dan kemampuan menyelesaikan soal-soal.
D.
Pengaruh minat belajar
terhadap peningkatan prestasi belajar
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil/prestasi
belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa
akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat
mingkatkan prestasi belajar.
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih
memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus, yang diikuti rasa senang
untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2.
Minat sangat besar pengaruhnya terhadap hasil
belajar, karena apabila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan
minat, siswa tidak akan belajar dengan baik sebab tidak menarik baginya. Siswa
akan malas belajar dan tidak akan mendapatkan kepuasan dari pelajaran itu.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari sehingga dapat
mingkatkan prestasi belajar.
3.
konselor dan guru harus memahami karakter siswa
agar mudah dalam membantu mengarahkan pemilihan metode dalam proses belajarnya,
demi untuk tercapainya prestasi belajar yang maksimal
B.
Saran
Demikian makalah
yang dapat kami sampaikan, ini bukan proses akhir karena “ Tak ada gading yang
tak retak” Oleh karena itu kami mengharapkan kritik yang membangun dari pembaca
yang budiman guna untuk perbaikan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kami pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Muhibbin Syah,
M.Ed. Psikologi Pendidikan.
Zikri Neni
Iska. Psikologi.
Drs. Wasty Soemanto, M.Pd. Psikologi Pendidikan
Drs. Tohirin, M.Pd. 2009. Bimbingan
dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers
Tidak ada komentar:
Posting Komentar